Saat raut muka tak dapat lagi tersenyum, terkait luka menancap di pipi..
Ku ingin hadir dalam hidupmu diantara luka dan derita..
Dan aku akan mencoba memanggilmu dari lubuk jiwa yang tak tersentuh..
Dari kepedihan yang menjagamu di setiap sudut..
Kutatap raut wajahmu dari sebuah lubang kecil yang berada di atap hatimu..
Jauh di dasar sana terlihat jelas senyummu terpuruk dalam kekosongan..
Diam.. Hanya diam..
Namun bayangmu selalu menari di antara gelapnya sekat yang selalu memenjarakanmu..
Cukup! Hentikan!
Semua derita itu hanyalah fiksi yang tertanam di ruang fana tanpa batas..
Tidak akan pernah usai sampai kau mengalahkannya dan juga membunuhnya!
Ingat aku akan selalu menjadi perisai pelindung dirimu dari setiap hunusan pedang yang akan menikam..
Berontaklah..
Cabut paku yang selalu menancap di kakimu..
Lepaskan borgol yang selalu membelenggu setiap gerakanmu..
Dan larilah seakan kau adalah seekor rusa yang selalu siap diburu oleh setiap insan..
by Ridwan Firmansyah 20-09-2012
0 comments:
Post a Comment